Perbedaan Hipotensi dan Hipertensi Kenali Gejala dan Penanganannya
Kesehatan jantung dan sistem peredaran darah merupakan aspek vital dalam menjaga kualitas hidup seseorang. Dua kondisi yang seringkali membuat banyak orang bingung adalah Perbedaan Hipotensi dan Hipertensi. Meski keduanya berhubungan dengan tekanan darah, keduanya memiliki perbedaan signifikan yang perlu dipahami agar penanganan yang tepat dapat dilakukan. Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan antara hipotensi dan hipertensi, gejala, penyebab, serta langkah pencegahan yang bisa diterapkan.
Apa Itu Hipotensi?
Hipotensi, atau tekanan darah rendah, adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal, biasanya kurang dari 90/60 mmHg. Tekanan darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan aliran darah ke organ vital, seperti otak dan jantung, menjadi kurang optimal. Akibatnya, tubuh bisa mengalami berbagai gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beberapa gejala hipotensi yang umum dirasakan antara lain pusing, lemas, pandangan kabur, bahkan terkadang pingsan. Hipotensi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti dehidrasi, efek samping obat tertentu, gangguan jantung, atau bahkan kehamilan.
Apa Itu Hipertensi?
Berbeda dengan hipotensi, hipertensi adalah kondisi tekanan darah yang terlalu tinggi, yaitu ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini sering disebut sebagai “silent killer” karena sering kali tidak menunjukkan gejala jelas hingga menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, dan gangguan ginjal.
Hipertensi bisa terjadi akibat gaya hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, stres berkepanjangan, obesitas, atau faktor genetik. Mengontrol tekanan darah tinggi sangat penting agar risiko komplikasi dapat ditekan.
Perbedaan Utama Hipotensi dan Hipertensi
-
Tekanan Darah
-
Hipotensi: Tekanan darah rendah (< 90/60 mmHg)
-
Hipertensi: Tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg)
-
-
Gejala
-
Hipotensi: Pusing, lemas, pandangan kabur, pingsan
-
Hipertensi: Biasanya tanpa gejala, bisa timbul sakit kepala, sesak napas jika sudah parah
-
-
Dampak Kesehatan
-
Hipotensi: Kekurangan suplai darah ke organ vital
-
Hipertensi: Risiko kerusakan jantung, pembuluh darah, ginjal, dan otak
-
-
Penanganan
-
Hipotensi: Perbanyak asupan cairan, konsumsi garam secukupnya, hindari berdiri tiba-tiba
-
Hipertensi: Diet rendah garam, olahraga rutin, pengobatan dari dokter
-
Pentingnya Pemeriksaan Tekanan Darah Rutin
Baik hipotensi maupun hipertensi harus di kenali sejak dini. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat di anjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti usia lanjut, obesitas, atau riwayat keluarga dengan gangguan tekanan darah. Dengan mengetahui kondisi tekanan darah, Anda bisa melakukan langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat.
Mengelola Tekanan Darah dan Aktivitas Sehari-hari
Selain pengobatan medis, gaya hidup sehat sangat berperan penting dalam mengelola tekanan darah. Konsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, dan hindari stres berlebihan adalah kunci utama. Bahkan saat beristirahat atau melakukan aktivitas santai, menjaga kesehatan tetap prioritas. Misalnya, saat bersantai, beberapa orang menikmati hiburan seperti permainan Blackjack secara online untuk mengurangi stres dengan cara yang menyenangkan, tentunya dengan tetap menjaga waktu bermain agar tidak berlebihan.
Baca juga: Obat Herbal vs Obat Kimia Mana yang Lebih Baik
Hipotensi dan hipertensi memang sama-sama terkait dengan tekanan darah, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas baik dari segi gejala, penyebab, maupun penanganannya. Hipotensi adalah kondisi tekanan darah rendah yang bisa menyebabkan pusing dan pingsan, sedangkan hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang berpotensi menimbulkan komplikasi serius jika tidak di tangani dengan benar.